Impotensi

Impoten (Lemah Syahwat) biasa disebut 'erectile dysfunction' (disfungsi ereksi) yaitu ketidak mampuan seseorang untuk meraih atau mempertahankan ereksi dalam waktu yang relatif lama untuk bisa mendapat kenikmatan saat melakukan berhubungan seks. Hampir sebagian besar kaum pria pernah mengalami gagal ereksi dalam hidup mereka walaupun untuk beberapa sesaat, hal ini mereka alami karena kelelahan, stress, konsumsi alkohol, yang lebih dikenal dengan istilah "brewer's droop". Namun banyak pria yang menderita impoten dari gabungan antara masalah fisik dan psikologis. Sangat mudah sekali bagi kaum pria untuk mengalami stress dan rasa tertekan dan membuatnya menjadi semakin bertambah buruk.

Penyebab yang bersifat fisik lebih banyak ditemukan pada pria lanjut usia, sedangkan masalah psikis lebih sering terjadi pada pria yang lebih muda. Semakin bertambah umur seorang pria, maka impotensi semakin sering terjadi, meskipun impotensi bukan merupakan bagian dari proses penuaan tetapi merupakan akibat dari penyakit yang sering ditemukan pada usia lanjut. Pada dasarnnya impotensi terjasi akibat:
  1. Kelainan pembuluh darah pada penis.
  2. Kelainan syaraf pada penis.
  3. Konsumsi obat-obatan.
  4. Kelaian pada penis.
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mencari adanya perubahan ciri seksual pria, misalnya payudara, testis dan ukuran penis, serta perubahan pada rambut, suara maupun kulit. Untuk mengetahui adanya kelainan pada arteri di panggul dan selangkangan (yang memasok darah ke penis), dilakukan pengukuran tekanan darah di tungkai. Pemeriksaan lainnya yang mungkin perlu dilakukan antara lain:
  1. Pemeriksaan darah lengkap.
  2. Pemeriksaan gula darah untuk diabetes.
  3. Pemeriksaan kadar TSH.
  4. USG penis.
Impotensi bisa diobati tanpa pembedahan dan jenis pengobatan tergantung pada penyebab impotensi. Latihan yang perlu dilakukan oleh penderita impotensi akibat masalah psikis ada 3 tahap, 3 tahap teknik ini dapat mendorong hubungan intim dan kehangatan emosional, yang lebih menitikberatkan kepada membangun sebuah hubungan lebih terikat, yaitu:
  • Tahap I : Bercumbu, pasangan berkonsentrasi untuk menyenangkan satu sama lain tanpa menyentuh daerah kemaluan.
  • Tahap II : Pasangan mulai menyentuh daerah kemaluan atau daerah erotis lainnya, tetapi belum melakukan hubungan badan.
  • Tahap III : Melakukan hubungan badan.
Masing-masing mencapai kenyamanan pada setiap tahap keintiman sebelum berlanjut ke tahap selanjutnya. Jika teknik tersebut tidak berhasil, mungkin penderita perlu menjalani psikoterapi atau terapi perilaku seksual. Jika penderita mengalami depresi, bisa diberikan obat anti depresi dan hubungi dokter.

Sumber: Dari berbagai sumber.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar